RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM MENGANJURKAN BERBUKA PUASA DENGAN KURMA

Oleh Abu Zubair Zaki Rakhmawan


Sebagaimana hadits dari Anas bin Malik : “Rasulullah pernah berbuka
puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat, kalau tidak ada
ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada
tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk” [1]

Hadits diatas mengandung beberapa pelajaran berharga, antara lain : [2]
[i]. Dianjurkannya untuk bersegera dalam berbuka puasa.
[ii]. Dianjurkannya untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah),
apabila tidak ada maka boleh memakan tamr (kurma kering), jika tidak ada
pula maka minumlah air.
[iii]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan beberapa
buah kurma sebelum melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara
pengaturan yang sangat teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari
makanan sehingga liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari
perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh sel-sel tubuh. Padahal rasa
manis merupakan sesuatu yang sangat cepat meresap dan paling disukai
liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu, liver
(hati) pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yang
dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak.
[iv]. Air adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yang berlaku alamiyah hingga saat ini.

Imam Ibnul Qayim rahimahullaah memberikan penjelasan tentang hadits di atas, beliau berkata :
“Cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbuka puasa dengan
kurma atau air, mengandung hikmah yang sangat mendalam sekali. Karena
saat berpuasa lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada
sesuatu yang amat sesuai dengan liver (hati) yang dapat di disuplai
langsung ke seluruh organ tubuh serta langsung menjadi energi, selain
kurma dan air. Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke
liver (hati) dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama
sekali kurma masak yang masih segar. Liver (hati) akan lebih mudah
menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat
langsung diproses menjadi energi. Kalau tidak ada kurma basah, kurma
kering pun baik, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula.
Bila tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan
panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima makanan
sesudah itu” [3]

Dokter Ahmad Abdurrauf Hasyim dalam kitabnya Ramadhan wath Thibb berkata :

“Dalam hadits tersebut terkandung hikmah yang agung secara kesehatan,
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memilih mendahulukan kurma dan
air dari pada yang lainnya sedangkan kemungkinan untuk mengambil jenis
makanan yang lain sangat besar, namun karena ada bimbingan wahyu Ilahi
maka Rasulullah Shalalllahu ‘alaihi wa sallam memilih jenis makanan
kurma atau pun air sebagai yang terbaik bagi orang yang berpuasa. Maka,
yang sangat diperlukan bagi orang yang ingin berbuka puasa adalah
jenis-jenis makanan yang mengandung gula, zat cair yang mudah dicerna
oleh tubuh dan langsung cepat diserap oleh darah, lambung dan usus serta
air sebagai obat untuk menghilangkan dahaga.

Zat-zat yang mengandung gula yaitu glukosa dan fruktosa memerlukan
5-10 menit dapat terserap dalam usus manusia ketika dalam keadaan
kosong. Dan keadaan tersebut terjadi pada orang yang sedang berpuasa.
Jenis makanan yang kaya dengan kategori tersebut yang paling baik adalah
kurma khususnya ruthab (kurma basah) karena kaya akan unsur gula, yaitu
glukosa dan fruktosa yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh” [4]
Maka, urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa
adalah ruthab (kurma basah), tamr (kurma kering) kemudian air, kalau itu
pun tidak ada, maka boleh menggunakan sirup atau air juice buah yang
mengandung unsur gula yang cukup, seperti air yang dicampur sedikit
madu, jeruk, lemon, dan sebagainya. [5]

Ustadz DR Anwar Mufti rahimahullaah berkata :

“Sesungguhnya usus menyerap air yang mengandung gula membutuhkan
waktu kurang lebih selama 5 menit, hal ini dapat cepat memperkuat tubuh
yang sedang lemah. Sedangkan orang yang berbuka puasa dengan langsung
makan dan minum yang kurang mengandung unsur gula, maka apa yang telah
disantapnya baru diserap oleh lambungnya selama 3-4 jam. Hal ini tidak
terjadi bagi orang yang berbuka puasa dengan mengkonsumsi kurma yang
banyak mengandung unsur gula karena proses penyerapannya dapat
berlangsung relative lebih cepat. [6]

Kurma lebih unggul dari makanan lain yang mengandung gula. Hal ini
juga didukung bukti, yaitu segelas air yang mengandung glukosa akan
diserap tubuh dalam waktu 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam
kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Maka, orang yang
makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan
lapar, sebab bahan ini juga kaya dengan serat. [7]


[Disalin dengan sedikit penyesuaian dari buku Kupas Tuntas Khasiat
Kurma Berdasarkan Al-Qur’an Al-Karim, As-Sunnah Ash-Shahihah dan
Tinjauan Medis Modern, Penulis Zaki Rahmawan, Pengantar Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas, Penerbit Media Tarbiyah – Bogor, Cetakan Pertama,
Dzul Hijjah 1426H]

__________

Foote Note

[1]. HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim
(I/432 no. 1576). Dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi
Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil IV/45 no. 922
[2]. Disadur dari Taudhihul Ahkaam min Bulughil Maram oleh Al-Hafidzh
Ibnu Hajar Al-Asqalany yang disyarah oleh Syaikh Abdullah bin
Abdirrahman Al-Bassam (II/198 no. 459) cet. Daar ibnu Haitsam, th. 2004M
[3]. Ath-Thibb An-Nabawy (hal. 309) oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, cet. Maktabah Nizaar Musthafa Al-Baaz, th. 1418H
[4]. Dimuat oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy (hal. 400)
[5]. Catatan kaki yang terdapat dalam Shahih At-Thibb An-Nabawy fi
Dhau-il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 401) oleh
Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly, cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[6]. Catatan kaki yang terdapat dalam Shahih At-Thibb An-Nabawy fi
Dhau-il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 401) oleh
Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly, cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[7]. Sebagaimana penjelasan Dr David Conning, Direktur Jenderal British
Nutrition Foundation. Dinukil dari makalah kesehatan dari Pusat
Kesehatan Universitas Utara Malaysia yang diambil dari www.medic.uum.ed

Comments

Popular posts from this blog

Masjid Populer Di Jerman

Mengenai Masjid Al Mukarramah

Ucapan Lemah Lembut pada Orang Tua