Posts

Showing posts from 2014

Panggilan Nahkoda

Tak kurang-kurang Allah SWT memaparkan iktibar di depan kita. Betapa banyak, seseorang yang kemarin sangat kaya bergelimang harta, hari ini mendadak miskin. Bahkan seseorang tampak sehat dan kuat di pagi hari, tiba-tiba sakit dan lemah lunglai di sore hari. Lantas mengakhiri kehidupannya yang fana karena saat itu dijemput malaikat maut untuk memasuki kehidupan barunya di alam barzah, suatu alam transito menuju alam akhirat. Pekerjaan mengumpulkan harta kekayaan yang kita lakukan selama sehat dan kuat telah meningkatkan harkat dan martabat kita menjadi orang sukses atau setidaknya di atas rata-rata kebanyakan orang di sekeliling kita. Tetapi, kesuksesan itu sedikit demi sedikit merenggangkan kedekatan kita kepada Allah SWT. Kita lupa, segala yang kita miliki, termasuk roh kita, sejatinya hanyalah titipan Allah dan kapan saja Allah berhak mengambilnya. Allah SWT berfirman, " Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sesungguhnya dia akan menemui kamu, kemudian kamu akan dik

Sudut Pandang dan Kesetiaan

Anshar berarti penolong. Dan kaum Anshar adalah penolong yang paling menakjubkan. Perang Hunain baru saja berakhir. Duabelas ribu pasukan yang semula berbangga dengan jumlahnya, berantakan tercerai berai ketika dikepung di celah sempit. Gemuruh berjatuhannya batu, luncuran tombak, hujan anak panah, serta hingar-bingar teriakan perang suku Hawazin dan Tsaqif menderu mengerikan, menyisakan tak lebih dari 40 orang di sisi Rasulullah. "Aku Rasulullah! Aku putra 'Abdul Muthalib!", seru Sang Nabi. Kalimat pertama mungkin ditujukan pada mereka yang iman telah kokoh dalam hatinya. Kalimat kedua barangkali teruntuk mereka yang masih diliputi perasaan jahiliyah, yang mereka ingat adalah keagungan kakek Sang Nabi memimpin Makkah. "Wahai Paman", kata Rasulullah kepada 'Abbas, "Panggil mereka!" Maka 'Abbas ibn 'Abdil Muthalib, saksi Bai'atul 'Aqabah itu, pertama-tama teringat para ahli Madinah. "Wahai orang-orang yang berbai'a

Sedekah Berbalas Surga

Image
Aktivitas sedekah atau shodaqoh adalah amalan yang mulia, seseorang yang melakukannya akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah. Namun akhir-akhir ini, banyak orang lebih menekankan berbuat amalan berderma ini dengan iming-iming balasan dunia yaitu menjadi kaya raya, bisnis lancar, dsb. Padahal tidak selayaknya amalan akhirat kita niatkan untuk mencari dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, بشر هذه الأمة بالتيسير والسناء والرفعة بالدين والتمكين في البلاد والنصر فمن عمل منهم بعمل الآخرة للدنيا فليس له في الآخرة من نصيب "Umat ini diberi kabar gembira dengan kemudahan, kedudukan dan kemulian dengan agama dan kekuatan di muka bumi, juga akan diberi pertolongan. Barangsiapa yang melakukan amalan akhirat untuk mencari dunia, maka dia tidak akan memperoleh satu bagian pun di akhirat." (HR. Baihaqi) Pada kesempatan kali ini, akan kami ketengahkan sebuah kisah dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bagaiman

Ciri-ciri Hati yang Unggul

Pernahkah kita merasakan malas saat mengerjakan sesuatu padahal fasilitas  yang  kita  miiki  sudah  lengkap  dan  apa  yang  sedang  kita lakukan sebenarnya suatu hal yang sangat penting dan bermanfaat? Pernahkah  kita  merasakan  futur  (semangat menurun) saat  seseorang mengabaikan  kita,  tidak  memuji  serta  tidak  menghargai  hasil pekerjaan baik kita? Di  sisi  lain,  pernahkah  kita  melihat  orang  yang  kehidupannya sederhana namun selalu nampak ceria, seolah-olah tidak pernah ada masalah  yang  melintas  dalam  hidupnya?  Fasilitas  belajar  ataupun kerjanya  yang  dimiliki  tidak  begitu  memadai  tapi  selalu  giat  dan berhasil? Ia mendapat banyak teguran dan sindiran dari berbagai pihak namun dia tetap tegar. Semangat dan keikhlasaannya tidak sedikitpun tergoyahkan? Pernahkah? Ketahulillah  bahwa  yang  membedakan  itu  semuanya  adalah  hati. Antara hati  yang sakit  dan hati  yang unggul.  Hati  yang sakit  selalu mengharapkan pemuasan segera, kekayaan yan

Tidak Bisa Membalas Budi Baik Orang Tua

Satu tarikan nafas saat melahirkan kita sungguh sulit dibalas apalagi jasa beliau yang lainnya. Ternyata jasa dan budi baik orang tua sulit untuk dibalas. Dari Abu Hurairah dari "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda, لاَ يَجْزِى وَلَدٌ وَالِدًا إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ "Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya." (HR. Muslim no. 1510) Dari Abi Burdah, ia melihat melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka'bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung, إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ -  إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا [1] لَمْ أُذْعَرُ Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari. ثُمَّ قَالَ : ياَ ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا ؟  قَالَ : ل

KATEGORI HADITH

1. Hadis Mutawatir: Hadis yang diketahui/diriwayatkan oleh beberapa bilangan orang yang sampai menyampai perkhabaran (Al-Hadis) itu, dan telah pasti dan yakin bahawa mereka yang sampai menyampai tersebut tidak bermuafakat berdusta tentangnya. Hadis Mutawatir, yaitu hadis yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya berdusta atas Nabi Muhammad saw., sebab hadis itu diriwayatkan oleh banyak orang dan disampaikan kepada banyak orang. Contohnya, "Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempatnya dalam neraka. " (H.R Bukhari, Muslim, Ad Darimi, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmizi,. Abu Ha'nifah, Tabrani, dan Hakim). Menurut para ulama hadis, hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh lebih dari seratus orang sahabat Nabi dengan seratus sanad yang berlainan. Oleh sebab itu jumlah hadis Mutawatir tidak banyak. Hadis Mutawatir terbagi dua: a. Mutawatir Lafzi, yakni perkataan Nabi, b. Mutawatir Amali, yakni perbuatan Nabi. 2. Hadis Mashyur: Hadis uta

Kehidupan SALAFUSSOLEH (Sahabat-sahabat Rasullallah SAW)

Image
Mari kita lihat gambaran secara umum suasana masyarakat para sahabat (salafussoleh) selepas dididik oleh Rasulullah SAW. Biar saya senaraikan ciri-ciri kebaikan yang ada pada mereka, yang menjadikan mereka umat terbaik bagi seluruh zaman.     Perlu diingat bahawa kebaikan yang ada pada masyarakat para sahabat (salafussoleh) adalah kebaikan menurut Al Quran dan Sunnah, yang mungkin tidak ada nilai kebaikan pada setengah-setengah orang Islam sekarang. Memang kalau Islam tidak dipelajari dan tidak diyakini secara terperinci dan menyeluruh, corak pemikiran dan skil penilaian seseorang itu tidak akan tepat sebagaimana yang diminta oleh orang Islam itu sendiri. Satu-satunya cara penyelesaiannya ialah dengan menyelaraskan ilmu dan kefahaman Islam pada umat Islam agar ia tepat dan lurus sebagaimana yang dikehendaki oleh Al Quran dan Sunnah. Barulah nanti umat islam tidak berkrisis lagi dalam menilai sesuatu, terhadap yang baik semuanya mengatakan baik dan terhadap yang buruk semua

Bapa-Bapa Saudara Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam   Syarah Al Aqidah Al Washithiyyah   (411) menjelaskan: Paman-paman Rasulullah   Shallallahu'alaihi Wasallam   ada sepuluh orang. Namun yang hidup di masa Islam ada empat orang, dua orang tetap dalam kekufuran dan dua orang lagi memeluk Islam. Yang tetap pada kekufuran yaitu: Abu Lahab . Ia telah banyak berbuat buruk kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam   dengan keburukan-keburukan yang besar. Bahkan Allah Ta'ala menurunkan satu surat khusus untuknya dan untuk istrinya si pembawa kayu bakar, yang mencela dan memberikan ancaman untuk mereka berdua. Abu Thalib . Ia telah berbuat baik kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dengan kebaikan-kebaikan yang besar dan masyhur. Diantara hikmah Allah   Azza Wa Jalla   menetapkan Abu Thalib tetap dalam kekufuran ialah, andaikan ia tidak kafir, tidak terwujud pembelaannya terhadap Rasulullah   Shallallahu'alaihi Wasallam . Bahkan Abu Thalib akan diganggu sebagaimana gangg

Dahulukan Ilmu Sebelum Amal

Seseorang   tidak akan bisa melakukan dengan benar beragam perbuatan wajib, menjauhi perbuatan haram, kemaksiatan, melaksanakan amalan-amalan sunnah, kecuali dengan dasar ilmu. Ilmu menjadi landasan seseorang untuk melaksanakan kewajiban, meninggalkan larangan dan menjauhi kemaksiatan sekaligus mengupayakan mengerjakan sunnah-sunnah dimana semua itu dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Itulah sebabnya, mencari ilmu merupakan sebuah kewajiban. Tidak boleh dipandang sebelah mata, diremehkan atau tidak diacuhkan, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wassalam: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم "Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim."   (HR. Ibnu Majah). Mengapa wajib? Imam Abdullah menjawab, "Dengan ilmu kita bisa mengetahui bahwa yang wajib adalah wajib, yang sunnah adalah sunnah, yang haram adalah haram. Tidak hanya itu, selain mengetahui hukum tiap perbuatan, seseorang dapat menun