Posts

Showing posts from March, 2010

Tidurlah Sesuai dengan Tuntunan Nabimu!!

Image
Seri : Fiqih Sunnah 20 March 2010 maspraset Oleh: Satria Buana Sesungguhnya seorang muslim memandang tidur sebagai nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Allah berfirman yang artinya, "Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya". (QS. Al-Qoshos: 73). Dan Firman Allah Ta'ala yang artinya, "Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat" (QS. An-Naba: 9). Adab-adab Tidur Tidur seorang hamba pada waktu malam setelah segala aktivitas yang dilakukannya pada siang hari, akan membantu tubuhnya menjadi segar untuk bisa melakukan aktivitas pada esok hari, juga akan membantu tubuhnya lebih bersemangat untuk melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala. Maka dengan nikmat yang besar ini hendaknya seorang muslim bersemangat untuk menjaga tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam da

Tak Bersedih Berkepanjangan

Seri : Tafakur Penulis : Aris Solikhah ''Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadiid : 22). Terkadang manusia dalam menjalani hidupnya tak selalu mendapatkan keinginan yang dicita-citakan. Rencana dan impian tertata apik terburai percuma. Usaha keras sekuat tenaga pun seakan tak berdaya apa-apa, menyisakan kepingan-kepingan duka dan kekecewaan. Banyak juga di antara manusia merasa hidup tak beruntung. Memiliki masa lalu kelam dan pengalaman pahit. Atau, setidaknya dalam perjalanan hidup kita, pernah mengalami masa yang menyesakkan dada, terhimpit beban berat, membuat kesedihan tak berujung. Misalnya bisnis yang merugi karena kesalahan mengambil keputusan, studi berantakan, keluarga broken home, himpitan ekonomi, bencana alam melanda, dan sebagainya. Mengingat peristiwa lampau tersebut terkadang membuat

Keutamaan Dzikrullah

Seri : Akhlaq Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. ( QS.Al Ahzab, 33:41 ) Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. ( QS.Al A'raaf,7:205 ) (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram ( QS.13. Ar Ra'd,13:28 ) Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS. Al 'Ankabuut 29:45 ) Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra : bahwa mengeraskan suara dalam berdzikir seusai orang-orang mela

Kegembiraan yang Harus Selalu Diisi Ulang

Seri : Renungan 19 February 2010 by maspraset Tahun berganti tahun. Dan pena sejarah terus menulis. Bagaimana cara hidup ini berjalan dan menyejarah, adalah seperti cara sungai melintasi kelokan-kelokannya. Bukan seperti cara rangkaian gerbong kereta meniti rel-rel besinya. Ada dinamika pada kelokan sungai, sesuatu yang tak ada pada jalan kereta yang monoton dan tak bersahabat. Seperti riak-riak kecilnya yang gemericik, seperti itulah kantong kegembiraan itu kita perlukan. Ketika hidup memantulkan resonansi pahitnya, kantong kegembiraan itu harus tetap ada, di sana. Bisa jadi dinding-dinding sungai itu cadas. Tapi justru pada benturannya ada nyanyian itu. Dan, toh air kehidupan itupun melaju, berlalu dan akan sampai ke muara tujuan. Bagi seorang mukmin, kegembiraan tak sekadar basa-basi. Tapi juga bobot bagi sebuah kebaikan yang berlalu lalang di koridor perilaku yang nampak biasa. Di agama ini, Islam yang agung ini, selalu ada pemuliaan bagi hal-hal yang terlihat sederhana. Bukankah

Bungkus Godaan Syaitan

Seri : Telaah Allah SWT berfirman: قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ "Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)". (Al-A'raf:16-17) Semenjak diusir dari surga, Setan dan konco-konconya telah mengikrarkan diri akan menggoda dan membisikkan manusia ke jalan kesesatan, mereka dengan tegas mengatakan secara sungguh-sungguh melakukan itu semua, hal tersebut tampak dengan ungkapan mereka menggunakan kata taukid (penekanan) dengan huruf lam taukid dan nun taukid, seperti la aq'udanna (sungguh saya akan simpangkan), laa t

Iman Juga Memerlukan Baju

Seri : Kisah dan Hikmah Oleh Priyo Kuncoro Jati Siang itu hari Jumat, cuaca Jakarta seperti biasanya menyengat hingga terasa di ubun-ubun. Saya mengantarkan teman kos saya ke suatu service center produsen elektronik dari Jepang di kawasan Jalan Gunung Sahari. Perjalanan dimulai sekitar jam setengah dua. Berangkat dari Bintaro dengan mengendarai sepeda motor pinjaman. Sepeda motor itu adalah sepeda motor yang baru saja dikirim dari Klaten beberapa minggu yang lalu. Tentu saja dengan plat AD yang juga merupakan plat untuk daerah Solo. Sepanjang perjalanan dari Bintaro ke Gunung Sahari memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Jalanan ibukota sepeerti biasa selalu macet di beberapa ruas jalan. Mungkin itu yang menyebabkan kami cukup lama untuk sampai ke Gunung Sahari, ke tempat service center kamera yang sedianya akan kami ambil siang itu. Kamera itu telah beberapa hari menginap di service center tersebut dan tentunya telah mendapat perawatan agar dapat kembali sembuh seperti sediak

BERJAGA MALAM (BERGADANG) YANG SIA-SIA

Dr Edward C. Suarez dari Duke University Medical Center, Durham, North Carolina, Amerika Serikat menemukan pengaruh kurang tidur bisa menyebabkan diabetis dan gangguan kesehatan lainnya.  Melalui sejumlah penelitian, ditemukan fakta bahwa penyakit tidur dan jantung  telah membayangi orang-orang yang memiliki masalah serius dengan tidur, misalnya sleep apnea (sulit tidur akibat gangguan pernapasan). Tapi temuan ilmiah Dr Edward ini masih kalah menakjubkan. Sebab Islam telah menunjukkan perhatian masalah seperti ini sejak jauh-jauh hari. Disebutkan, di antara bencana yang menimpa sebagian besar masyarakat zaman sekarang ini adalah begadang sehingga akhir malam. Dari Abi Barzah Al-Aslami ra bahwa Nabi saw tidak suka tidur sebelum Isya’ dan mengobrol setelahnya. [Shahih Bukhari: 1/195 no: 568] . Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Sebab tidur sebelum Isya’ bisa mengakibatkan seseorang terlambat shalat sehingga keluar waktunya, atau terlambat sampai waktu ikhtiar dan berjaga setelahn

KEGEMBIRAAN YANG HARUS SELALU DIISI ULANG

Tahun berganti tahun. Dan pena sejarah terus menulis. Bagaimana cara hidup ini berjalan dan menyejarah, adalah seperti cara sungai melintasi kelokan-kelokannya. Bukan seperti cara rangkaian gerbong kereta meniti rel-rel besinya. Ada dinamika pada kelokan sungai, sesuatu yang tak ada pada jalan kereta yang monoton dan tak bersahabat. Seperti riak-riak kecilnya yang gemericik, seperti itulah kantong kegembiraan itu kita perlukan. Ketika hidup memantulkan resonansi pahitnya, kantong kegembiraan itu harus tetap ada, di sana. Bisa jadi dinding-dinding sungai itu cadas. Tapi justru pada benturannya ada nyanyian itu. Dan, toh air kehidupan itupun melaju, berlalu dan akan sampai ke muara tujuan. Bagi seorang mukmin, kegembiraan tak sekadar basa-basi. Tapi juga bobot bagi sebuah kebaikan yang berlalu lalang di koridor perilaku yang nampak biasa. Di agama ini, Islam yang agung ini, selalu ada pemuliaan bagi hal-hal yang terlihat sederhana. Bukankah Rasul menyebut, bahwa bermuka berseri-seri dan

ADAB MENGGUNAKAN TELEFON BIMBIT DALAM ISLAM

Tak ada satu agama di dunia ini yang begitu memperhatikan umatnya dalam masalah adab, etika, bahkan terhadap hal-hal sekecil pun, kecuali agama Islam. Bahkan untuk berbicara dan menelepon terhadap lawan bicara, para ulama telah menggariskan beberapa landasan dan adab-adabnya. Sesungguhnya pesawat telepon dengan segala kemudahannya telah memegang peran yang sangat penting dan memberikan jasa yang besar berupa penghematan banyak hal, baik waktu, biaya, dan transportasi. Para ulama pun telah membahas masalah telepon ini beserta adab-adab dalam menggunakan perangkat ini. Hal-hal apa saja yang perlu dijaga dan penting untuk diperhatikan. Seorang di antaranya, Syaikh Dr. Bakar Abu Zaid. Beliau menulis sebuah kitab berjudul “Adabul Hatif” (Adab Menelepon) dengan sangat bagus, yang mendapat pujian. Telepon genggam, ponsel (telepon seluler) atau HP (handphone) sesungguhnya sama seperti telepon biasa. Hanya saja ponsel memiliki beberapa fasilitas khusus yang tidak dimiliki telepon rumah biasa. S

RINTANGAN PERUBAHAN DAN PELUANG KEJAYAAN

“ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami ” (Al- Ankabut.: 69) . Ketika bangun tidur pagi hari, perhatikan wajah Anda di sebuah cermin. Kemudian cobalah tersenyum manis, dan berkata, “Alhamdulillah, saya hidup kembali, saya sehat dan saya dalam keadaan terbaik untuk memulai aktiviti ”. Apa yang Anda rasakan? Perubahan apa yang terjadi pada wajah Anda? Berjayakah Anda dalam merubah mimik wajah Anda? Jika Anda lakukan untuk pertama kali, ada kemungkinan Anda akan kesulitan dan malas mengubah raut wajah Anda. Tetapi jika Anda lakukan setiap pagi selama satu bulan, maka Anda akan rasakan hasilnya. Anda akan mendapati diri Anda dalam keadaan ‘ The Best ”. Ilustrasi dan latihan di atas adalah contoh sebuah perubahan. Memulai perubahan bukanlah sesuatu yang mudah. Ternyata, perubahan adalah sesuatu yang sulit, tetapi boleh dilakukan dan sesuatu yang mampu dilakukan walaupun sulit. Perubahan adalah ber

Shallu ‘Alan Nabiy

Apa yang Tuan fikirkan tentang seorang laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim sejarah, ketika tak  seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain kepribadiannya sendiri. Ia produk ta’dib Rabbani (didikan Tuhan) yang menantang mentari dalam panasnya dan menggetarkan jutaan bibir dengan sebutan namanya, saat muadzin mengumandangkan suara adzan. Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia makan di lantai seperti budak, padahal raja-raja dunia iri terhadap kekokohan struktur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Tak seorang pembantunya pun mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih bertandang ke rumah puteri dan menantu tercintanya, Fathimah Azzahra dan Ali bin Abi Thalib. Fathimah merasakan kasih sayangnya tanpa membuatnya jadi manja dan hilang kemandirian. Saat Bani Makhzum memintanya membatalkan eksekusi

Mengumpat (ghibah) Yang Di Halalkan

Ghibah menurut bahasa adalah membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan. Secara definisi adalah seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa nabi SAW pada suatu hari bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata nabi SAW: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah meng-ghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.” {HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935] Ghibah seb