Posts

Showing posts from April, 2014

Panggilan Nahkoda

Tak kurang-kurang Allah SWT memaparkan iktibar di depan kita. Betapa banyak, seseorang yang kemarin sangat kaya bergelimang harta, hari ini mendadak miskin. Bahkan seseorang tampak sehat dan kuat di pagi hari, tiba-tiba sakit dan lemah lunglai di sore hari. Lantas mengakhiri kehidupannya yang fana karena saat itu dijemput malaikat maut untuk memasuki kehidupan barunya di alam barzah, suatu alam transito menuju alam akhirat. Pekerjaan mengumpulkan harta kekayaan yang kita lakukan selama sehat dan kuat telah meningkatkan harkat dan martabat kita menjadi orang sukses atau setidaknya di atas rata-rata kebanyakan orang di sekeliling kita. Tetapi, kesuksesan itu sedikit demi sedikit merenggangkan kedekatan kita kepada Allah SWT. Kita lupa, segala yang kita miliki, termasuk roh kita, sejatinya hanyalah titipan Allah dan kapan saja Allah berhak mengambilnya. Allah SWT berfirman, " Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sesungguhnya dia akan menemui kamu, kemudian kamu akan dik

Sudut Pandang dan Kesetiaan

Anshar berarti penolong. Dan kaum Anshar adalah penolong yang paling menakjubkan. Perang Hunain baru saja berakhir. Duabelas ribu pasukan yang semula berbangga dengan jumlahnya, berantakan tercerai berai ketika dikepung di celah sempit. Gemuruh berjatuhannya batu, luncuran tombak, hujan anak panah, serta hingar-bingar teriakan perang suku Hawazin dan Tsaqif menderu mengerikan, menyisakan tak lebih dari 40 orang di sisi Rasulullah. "Aku Rasulullah! Aku putra 'Abdul Muthalib!", seru Sang Nabi. Kalimat pertama mungkin ditujukan pada mereka yang iman telah kokoh dalam hatinya. Kalimat kedua barangkali teruntuk mereka yang masih diliputi perasaan jahiliyah, yang mereka ingat adalah keagungan kakek Sang Nabi memimpin Makkah. "Wahai Paman", kata Rasulullah kepada 'Abbas, "Panggil mereka!" Maka 'Abbas ibn 'Abdil Muthalib, saksi Bai'atul 'Aqabah itu, pertama-tama teringat para ahli Madinah. "Wahai orang-orang yang berbai'a

Sedekah Berbalas Surga

Image
Aktivitas sedekah atau shodaqoh adalah amalan yang mulia, seseorang yang melakukannya akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah. Namun akhir-akhir ini, banyak orang lebih menekankan berbuat amalan berderma ini dengan iming-iming balasan dunia yaitu menjadi kaya raya, bisnis lancar, dsb. Padahal tidak selayaknya amalan akhirat kita niatkan untuk mencari dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, بشر هذه الأمة بالتيسير والسناء والرفعة بالدين والتمكين في البلاد والنصر فمن عمل منهم بعمل الآخرة للدنيا فليس له في الآخرة من نصيب "Umat ini diberi kabar gembira dengan kemudahan, kedudukan dan kemulian dengan agama dan kekuatan di muka bumi, juga akan diberi pertolongan. Barangsiapa yang melakukan amalan akhirat untuk mencari dunia, maka dia tidak akan memperoleh satu bagian pun di akhirat." (HR. Baihaqi) Pada kesempatan kali ini, akan kami ketengahkan sebuah kisah dari sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bagaiman

Ciri-ciri Hati yang Unggul

Pernahkah kita merasakan malas saat mengerjakan sesuatu padahal fasilitas  yang  kita  miiki  sudah  lengkap  dan  apa  yang  sedang  kita lakukan sebenarnya suatu hal yang sangat penting dan bermanfaat? Pernahkah  kita  merasakan  futur  (semangat menurun) saat  seseorang mengabaikan  kita,  tidak  memuji  serta  tidak  menghargai  hasil pekerjaan baik kita? Di  sisi  lain,  pernahkah  kita  melihat  orang  yang  kehidupannya sederhana namun selalu nampak ceria, seolah-olah tidak pernah ada masalah  yang  melintas  dalam  hidupnya?  Fasilitas  belajar  ataupun kerjanya  yang  dimiliki  tidak  begitu  memadai  tapi  selalu  giat  dan berhasil? Ia mendapat banyak teguran dan sindiran dari berbagai pihak namun dia tetap tegar. Semangat dan keikhlasaannya tidak sedikitpun tergoyahkan? Pernahkah? Ketahulillah  bahwa  yang  membedakan  itu  semuanya  adalah  hati. Antara hati  yang sakit  dan hati  yang unggul.  Hati  yang sakit  selalu mengharapkan pemuasan segera, kekayaan yan