Posts

Showing posts from January, 2017

Masjid Populer Di Jerman

Image
Masjid Populer Di Jerman Berkembangnya Islam di Jerman tidak terlepas dari konstitusi Jerman yang menjaga kebebasan prinsip-prinsip beragama. Ketika berada di negara sekular jerman, tahukah anda beberapa masjid indah dan terkenal yang di bangun di negara pimpinan Adolf Hitler ini. 1.       Masjid Merah dengan dua menara dan taman yang luas serta terletak di komplek istana Schwetzingan yang berada di barat daya Jerman. Akan tetapi masjid yang dibangun pada tahun 1770 ini, kini sudah tidak digunakan sebagai masjid lagi. 2.     Masjid  Ahmadiyah ini terletak di Vielmrsdorf, Berlin. Masjid ini menjadi markas ibadah hanya untuk komunitas Ahmadiyah di Jerman, dan merupakan masjid tertua di Jerman yang dibangun pada tahun 1928 dan memiliki 2 menara sepanjang sekitar 32 meter dan kubah berdiameter 10 meter. Oleh sebab itu untuk maum Muslim janganlah memasuki Masjid ini, karena Ahmadiyah bukanlah Islam. 3.     Masjid Cologne yang sedang dalam pembangunan, masjid ini akan m

Sifat Malu, Warisan Para Nabi Terdahulu

  Dalam kitab  Al-Arba'in An-Nawawiyah , pada hadis ke-20, disebutkan : عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِي البَدْرِي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ، رَوَاهُ البُخَارِيْ Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al-Anshari Al-Badri  radhiyallahu 'anhu , beliau bercerita bahwa Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda, " Sesungguhnya di antara ungkapan yang telah dikenal oleh manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu " (HR. Bukhari) Hadis tersebut terdapat di dalam kitab  Shahih Al-Bukhari  ( Fat-hul Bari  – 6/515), dan terdapat pula di dalam kitab  Sunan Abu Dawud ,  Sunan Ibnu Majah ,  Musnad Ahmad , dan selainnya. Derajat hadis tersebut sahih, sebagaimana dinyatakan oleh Al-Albani  rahimahullah  ( A

Yang Terpuji, Yang Teruji

"Aku ingin agar dia dipuji, di langit dan di bumi." Begitu 'Abdul Muthalib berkata sembari menimang sang bayi yang berwajah cahaya. Senyumnya bangga, rautnya gembira, air mukanya renjana. Dengan teguh dijawabnya para tetua Quraisy yang tadi menggugat, "Mengapa kauberi nama dia Muhammad; nama yang tak pernah digunakan oleh para leluhur kita yang hebat?" Dan Muhammad senantiasa terpuji, hingga para pembencinya tak mampu mencaci. Ibn Ishaq meriwayatkan dalam Sirah-nya; bahwa setelah turun Surah Al Lahab yang menyebut Ummu Jamil sebagai 'wanita pembawa kayu bakar, yang di lehernya ada tali dari sabut', perempuan itupun mencari-cari Kanjeng Nabi. Di salah satu sudut Masjidil Haram, diapun berjumpa Abu Bakr Ash Shiddiq. Maka segera dia menghardik, "Di mana sahabatmu itu hai putra Abu Quhafah? Dia pikir hanya dia yang sanggup bersyair hah? Sungguh akupun pandai menyusun sajak tuk membuatnya susah!" Lalu diapun mulai mendaras gubahannya.

Kisah Jamine dan Jade, Dua Gadis Cilik Tertarik Islam karena Melihat Praktik Sholat

Ada   sebuah pengalaman menarik yang cukup menggetarkan hati saya. Kisah ini  berawal dari prayer room   di University  of  Southampton, United  Kingdom (Inggris).  Seperti layaknya masyarakat di dunia Barat lainnya, kaum   Muslim in adalah minoritas di Inggris termasuk di  kota  Southampton.  University of Southampton  sendiri adalah  universitas terbesar di kota tersebut  dan berdiri  cukup lama  sehingga  memiliki banyak pengalaman  di bidang pendidikan. Tidak heran jika banyak mahasiswa asing yang menuntut ilmu disini termasuk dari negara-negara Islam.   Alhamdulillah   komunitas Islam di kampus ini cukup solid walaupun jumlahnya tidak cukup banyak. Di antara salah satu usaha menghargai agama lain, sebuah   prayer room   (ruangan sholat) berdiri di tengah kampus, tempat di mana mahasiswa/i   Muslim   suka berkumpul untuk melaksanakan sholat-sholat fardhu dan berjamaah  5 waktu. Bahkan di hari Sabtu dan Ahad. Di sini juga menjadi tempat berkumpul pada saat perayaaan

Rahasia Ketaatan Keluarga Nabi Ibrahim

Meski melakukan perintah Allah yang sulit, keluarga Nabi Ibrahim tetap taat pada Allah. Apa rahasianya? Kisah keluarga Nabi Ibrahim adalah kisah ketaatan kepada Allah. Kisah melakukan apa saja demi ketaatan pada Allah. Diawali dari perintah Allah bagi Nabi Ibrahim untuk meninggalkan keluarganya di lembah Mekkah nan tandus. Hajar, bertanya pada Nabi Ibrahim, "Apakah engkau akan meninggalkan kami di tempat yang tandus dan kering ini?" Nabi Ibrahim tidak menjawab. Hajar terus bertanya tanpa henti. Ibrahim diam saja. Hajar mengganti pertanyaannya,"Apakah Allah yang menyuruhmu meninggalkan kami di sini?" Demikian tanya Hajar. Ibrahim menjawab, "Ya." Kata Hajar, "Maka Allah tidak akan menyia-nyiakan kita." Inilah keyakinan Hajar yang tangguh. Ketika memang benar perintah Allah, tidak ada jawaban selain laksanakan. Inilah sikap Hajar, istri yang shalehah. Hajar menjadi model dan inspirasi bagi istri muslimah, yaitu mendukun

Beda Abu Lahab dengan Abu Jahal

Beda Abu Lahab dengan Abu Jahal Banyak yang menyangka kalau Abu Lahab dengan Abu Jahal itu satu orang. Sebenarnya dua orang. Abu Lahab itu paman Nabi Muhammad SAW, sedangkan Abu Jahal tidak ada hubungan darah dengan nabi. Nama Abu Lahab yang sebenarnya adalah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, sedangkan nama Abu Jahal yang sebenarnya adalah Abdul Hakam bin Hisyam. Tentang Abu Lahab Ia adalah tokoh kuffar Quraisy yang sangat membenci Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang dibawanya. Dialah yang mempermalukan Nabi di depan umatnya dengan ucapan yang hina, "Celaka engkau hai Muhammad! Apakah ini maksudmu mengundang kami kemari?" kata Abu Lahab dengan sangat marah saat nabi sedang berkhutbah di kaki bukit. Karena kelancangannya itulah, pada hari itu juga Allah mempermalukan Abu Lahab dengan turun Surat Al-Lahab : " Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke