Berbuatlah, Nanti Allah Yang Sempurnakan




Berbuatlah, Nanti Allah Yang Sempurnakan
 
Apa semua yang dipenjara, sebab kesalahannya? Hmmm… Itulah manusia. Hanya mendengar. Bukan Maha Mendengar.
Tau. Tapi bukan Maha Tahu. Buku2 wisatahati, dan semua perjalanan tausiyah, ngafal Qur'an, pesantren, dakwah, sampe sekarang, ke PU, he he he, bermula dari penjara.
Dulu, menyesali. Sekarang, menikmati. Penjara jadi asbab (sebab-sebab) hidayah.
Hanya manusia yang pandai mengutuk. Tapi Allah lah Yang Maha Memberi Kesempatan.
Bahkan bukan hanya kepada yang di penjara karena fitnah, lalu Allah angkat, selamatkan & diberi tetesan Kerajaan-Nya.
Juga kepada mereka yang benar2 salah, yang mau bertaubat. Mereka2 yang sudah shalat, puasa, benar jalannya, jangan merasa tinggi hati kepada mereka yang belum mengenal & dekat dengan Allah. Harus merasa kasian & ikut tanggung jawab secara sosial.
Sebagian kawan2 yang sudah kenal, kembali & taubat, serta dekat, semua juga sebab hidayah-Nya, sebab izin-Nya.
Apa juga yang mau disombongi? Ada orang yang sombong dengan kejahatannya. Ada orang yang justru sombong dengan kebaikannya. Allah baik bukan saja sama yang baik.
Tapi juga kepada yang jahat, buruk, kotor, kacau, tapi mau berubah, mau bertobat, mau belajar & mau kembali pada-Nya.
Ada orang2 yang marah, kecewa, sedih, putus asa, bingung, sebab dikasih jalan hidup ga enak. Eh taunya, itulah gerbang buat kesuksesan masa depan.
Kalau orang susah baik sangka sama sesamanya, biasanya susah juga baik sangka kepada Pencipta-Nya & juga kebalikannya.
Apa orang salah itu selalu akan lebih buruk dari kita? No. Bila ia belajar dari kesalahannya, ia akan jauh lebih baik daripada yang hanya berdiam diri.
Ada pohon tumbang. Semua orang tau. Tapi diam saja. Dan benarkah diam? Ga juga. Tapi mereka komen, he he. Ribut sendiri. Pohon, tetaplah tumbang.
Dan pohon tumbang itu, tetap menghalangi jalan mereka sendiri. Tapi ya ga ada yang bergerak. Hingga ada seorang tua, yang lemah, lalu maju. Dorong2 pohon tumbang.
Itu pohon ga bergerak sama sekali. Pak tua tetap berupaya. "Pak Tua, bukan begitu caranya…", begitu tereak sebagian orang. "Pak, salah Pak.
Akan percuma." Begitu kata yg lain. Sebagian yg lain, memberi saran kepada Pak Tua, begini dan begitu. Tapi anehnya, tetap ga ada yang bergerak menjalankan sarannya & membantu.
Di tempat yang lain, ada seorang anak, kejebur di sungai. Jatuh dari jembatan. Semua orang berteriak2. Tapi ga ada yang turun menyelamatkan.
Hingga… "Byuuuurrr…". Ada seorang tua, yang terjun & menyelamatkan anak itu. Melihat gagalnya pak tua dorong pohon, orang2 berkomentar.
Melihat pak tua berhasil nyelametin anak itu, orang2 berkomentar juga. Pak Tua yang basah kuyup, sambil gendong anak itu, keluar sungai, marah2.
Marah kepada orang2 yang ngeliatin & komen dari atas jembatan itu. Orang nanya, koq Bapak marah2? Bukannya Bapak harusnya senang? Sudah bisa nyelametin anak itu?
Pak Tua jawab, "Pertanyaan saya, siapa yg tadi jorogin saya? Siapa yg tadi nyeburin saya?". He he he. Rupanya ada yang dorong dia.
Ada yang karena kesadaran diri, ada yang karena terpaksa. Ada yang karena ilmunya. Ada yang karena lingkungannya.
 Berbuat sajalah. Nanti Allah yang akan menyempurnakan.
 
Penulis : Yusuf Mansur
 

Comments

Popular posts from this blog

Masjid Populer Di Jerman

Mengenai Masjid Al Mukarramah

Malu Pada Subuh Mereka