Membelanjakan Harta Pada Jalan Allah
Membelanjakan Harta Pada Jalan Allah
PKPU Online Oleh: Rama Arjuna
Islam merupakan agama sempurna yang diturunkan oleh Allah SWT yang Maha Bijaksana kepada Nabi Muhammad SAW yang didalamnya terdapat segala aspek kehidupan, yaitu hubungan manusia dengan penciptanya (habluminallah) dan hubungan sesama manusia (hablumminannas).
Didalam Alquran dan Sunnah diterangkan bahwa harta kekayaan dan segala keperluan hidup adalah amanah yang dipertanggungjawabkan kepada seluruh umat manusia supaya dipelihara dan digunakan dijalan Allah SWT.
Dengan harta dan kemewahan hidup dunia, manusia boleh hidup bahagia dan dengan harta juga manusia menjadi lupa daratan. Terkadang dengan harta juga manusia dapat menjadi hamba orang lain.
Allah SWT telah menyediakan kemudahan dengan menjadikan bumi dan langit serta isinya, begitu juga menjadikan laut dan daratan bagi kemakmuran dan kemudahan serta kemaslahatan untuk hambanya. Justru itu Islam telah menggariskan didalam Al−Quran dan Sunnah bagaimana mencari harta, memelihara dan cara mengembangkannya.
Islam merupakan agama yang praktikal, maka melalui peraturan atau syariat telah diatur dan disusun dengan baik bagi keperluan hidup dan masyarakat dalam usaha untuk memakmurkan dunia dan manusia didorong untuk bekerja mencari rezeki yang halal dan bersih.
Sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah SWT dalam Surah At−Taubah ayat 105.: "Dan katakanlah, bekerjalah kamu, Maka Allah dan RasulNya serta orang−orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. At Taubah: 105)
Disini Islam menganjurkan kita bekerja untuk mencari rezeki halal dan membelanjakan harta ke jalan yang di ridhai Allah SWT Ini tidak bermakna kita boleh membelanjakan harta dengan cara yang boros dan sesuka hati kita bagi memenuhi hawa nafsu semata−mata, akan tetapi perbelanjaan itu hendaklah dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat Islam seluruhnya dan mendapatkannya dengan cara yang di ridhai Allah.
Ditegaskan lagi di dalam firman Allah, "Hai orang−orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu". (QS. An−Nisaa: 29)
Mengeluarkan dan membelanjakan sebagian dari harta untuk kemaslahatan atau kepentingan umum adalah bertujuan bagi menjaga agama bangsa dan negara. Dasar−dasar Infaq Fisabilillah ada dinyatakan didalam Al−Quran: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang−orang yang berbuat baik". (QS. Al Baqarah: 195) (rama_arjuna@yahoo.com/PKPU)
Islam merupakan agama sempurna yang diturunkan oleh Allah SWT yang Maha Bijaksana kepada Nabi Muhammad SAW yang didalamnya terdapat segala aspek kehidupan, yaitu hubungan manusia dengan penciptanya (habluminallah) dan hubungan sesama manusia (hablumminannas).
Didalam Alquran dan Sunnah diterangkan bahwa harta kekayaan dan segala keperluan hidup adalah amanah yang dipertanggungjawabkan kepada seluruh umat manusia supaya dipelihara dan digunakan dijalan Allah SWT.
Dengan harta dan kemewahan hidup dunia, manusia boleh hidup bahagia dan dengan harta juga manusia menjadi lupa daratan. Terkadang dengan harta juga manusia dapat menjadi hamba orang lain.
Allah SWT telah menyediakan kemudahan dengan menjadikan bumi dan langit serta isinya, begitu juga menjadikan laut dan daratan bagi kemakmuran dan kemudahan serta kemaslahatan untuk hambanya. Justru itu Islam telah menggariskan didalam Al−Quran dan Sunnah bagaimana mencari harta, memelihara dan cara mengembangkannya.
Islam merupakan agama yang praktikal, maka melalui peraturan atau syariat telah diatur dan disusun dengan baik bagi keperluan hidup dan masyarakat dalam usaha untuk memakmurkan dunia dan manusia didorong untuk bekerja mencari rezeki yang halal dan bersih.
Sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah SWT dalam Surah At−Taubah ayat 105.: "Dan katakanlah, bekerjalah kamu, Maka Allah dan RasulNya serta orang−orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS. At Taubah: 105)
Disini Islam menganjurkan kita bekerja untuk mencari rezeki halal dan membelanjakan harta ke jalan yang di ridhai Allah SWT Ini tidak bermakna kita boleh membelanjakan harta dengan cara yang boros dan sesuka hati kita bagi memenuhi hawa nafsu semata−mata, akan tetapi perbelanjaan itu hendaklah dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat Islam seluruhnya dan mendapatkannya dengan cara yang di ridhai Allah.
Ditegaskan lagi di dalam firman Allah, "Hai orang−orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu". (QS. An−Nisaa: 29)
Mengeluarkan dan membelanjakan sebagian dari harta untuk kemaslahatan atau kepentingan umum adalah bertujuan bagi menjaga agama bangsa dan negara. Dasar−dasar Infaq Fisabilillah ada dinyatakan didalam Al−Quran: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan diri kamu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang−orang yang berbuat baik". (QS. Al Baqarah: 195) (rama_arjuna@yahoo.com/PKPU)
Comments
Post a Comment