Buah Ibadah
dakwatuna.com – Allah swt. telah menetapkan tujuan penciptaan manusia dan jin, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Allah swt. berfirman:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (Adz-Dzaariyat:56).
Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual dan sosial, hablumminah (hubungan vertikal) dan hablumminannas (hubungan horizontal), meliputi pikiran, perasan dan pekerjaan.
Ibadah yang benar manakala terpenuhi dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah swt. dan sesuai aturan syari'at. Allah berfirman :
"Dzat Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Al-Mulk:2).
Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan ahsanu 'amala (yang terbaik amalnya) adalah akhlashuhum lillah (yang paling ikhlash karena Allah) dan atba'uhum lisysyari'ah (yang paling komitmen mengikuti aturan syari'ah)
Semua ibadah yang diperintahkah dalam Islam bertujuan untuk membentuk manusia taqwa .
Hakikat ibadah
Ibnu At-Taimiyah berkata: "Ma'na ashal dari kata ibadah adalah tunduk. Sedangkan ibadah yang diperintahkan oleh syari'at adalah perpaduan antara ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh."
Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah bekata: "Ibadah adalah gabungan antara ketaatan yang penuh dan cinta yang sempurna."
Maka yang taat kepada Allah swt. tapi tidak cinta kepada-Nya maka ia belum dikatakan beribadah.
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At-Taubah :24).
Dan yang mencintai Allah tapi tidak taat kepada-Nya, maka ia belum dikatakan beribadah kepada Allah swt.
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (Adz-Dzaariyat:56).
Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual dan sosial, hablumminah (hubungan vertikal) dan hablumminannas (hubungan horizontal), meliputi pikiran, perasan dan pekerjaan.
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٦٢)
"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (Al-An'am:162).Ibadah yang benar manakala terpenuhi dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah swt. dan sesuai aturan syari'at. Allah berfirman :
"Dzat Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Al-Mulk:2).
Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan ahsanu 'amala (yang terbaik amalnya) adalah akhlashuhum lillah (yang paling ikhlash karena Allah) dan atba'uhum lisysyari'ah (yang paling komitmen mengikuti aturan syari'ah)
Semua ibadah yang diperintahkah dalam Islam bertujuan untuk membentuk manusia taqwa .
Hakikat ibadah
Ibnu At-Taimiyah berkata: "Ma'na ashal dari kata ibadah adalah tunduk. Sedangkan ibadah yang diperintahkan oleh syari'at adalah perpaduan antara ketaatan sempurna dan kecintaan yang penuh."
Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah bekata: "Ibadah adalah gabungan antara ketaatan yang penuh dan cinta yang sempurna."
Maka yang taat kepada Allah swt. tapi tidak cinta kepada-Nya maka ia belum dikatakan beribadah.
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At-Taubah :24).
Dan yang mencintai Allah tapi tidak taat kepada-Nya, maka ia belum dikatakan beribadah kepada Allah swt.
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali 'Imran:31).
Comments
Post a Comment