Sejatinya kehidupan kita adalah saling pandang memandang satu sama lain dalam lingkup interaksi sesama manusia (ust. Sultan Hadi). Dari interaksi tersebutlah kita saling bercermin, kemudian kita mengambil suatu yang bermanfaat, walau kadang sesuatu yang negatif tak bisa kita tangkis, karena bagaimanapun syaitan tidak akan tinggal diam ketika melihat Hamba Allah yang menuai kebaikan. Dalam interaksi inilah syaitan mencoba untuk membisikkan ke dalam diri manusia, agar manusia iri terhadap apa yang dimiliki lawan pandangnya.
Sifat iri pasti akan menghampiri Anda kemudian membuat gelisah, lantas beruntunglah ketika ia mampu menyikapi atau mengolah rasa gelisah itu menjadi sesuatu yang berfaedah bagi dirinya, sebaliknya kerugianlah yang ia dapatkan manakala rasa galau tersebut ia tempatkan pada posisi yang tidak semestinya, sehingga bercampur polusi yang ditebarkan oleh syaitan hingga berujung pada dosa.
Gelisah atas kebahagiaan orang lain (iri) adalah penyakit kehidupan yang terlahir dari pandangan yang dangkal dan cara pengelolaan perasaan yang keliru. Dalam sebuah drama kehidupan seringkali kita memandang suatu masalah dengan baju milik kita sendiri sedangkan kita mengetahui tak semua baju akan cocok bagi orang lain. Seperti apa pandangan kita terhadap orang lain dalam diri kita akan sangat mempengaruhi terhadap bagaimana sikap kita. Kesalahan terbesar kita seringkali melihat suatu permasalahan dengan sudut pandang hanya satu titik, tanpa mencoba melihat dari sudut pandang yang lain, dan ini yang menjadikan titik gelap dalam hati kita.
"Sumber keburukan itu ada 2, yaitu, niat yang buruk dan cara pandang yang buruk" kata Ibnu Taimiyah. Dalam kalimat tersebut dapat kita simpulkan sejatinya permasalahan itu datang dari diri kita sendiri jika kita mau mengamati. Dan ini terkait bagaimana menyikapi sebuah masalah.
Kawan, sesungguhnya kita memiliki kebahagiaan tersendiri, yang kita bangun dari pola pikir dan sangka baik (khusnudzon) terhadap apa yang kita miliki yang telah Allah karuniakan kepada kita. Kenapa harus fokus pada kekurangan kita dan kebahagiaan orang lain? Cobalah kita lihat kelebihan yang Allah karuniakan terhadap kita. Dan perlu kita ketahui sebanyak apapun yang belum kita miliki, pasti sangat sedikit jika dibandingkan dengan yang sudah kita miliki. Jika kita belum memiliki apa yang kita kehendaki, dibanding orang lain yang sudah memilikinya, itu BUKAN BERARTI KITA DITAKDIR SEBAGAI ORANG MISKIN. Sebab waktu yang tersedia masih terbentang luas, yang kita butuhkan adalah BEKERJA & TERUS BEKERJA serta YAKIN bahwa yang kita lakukan PASTI akan ada BALASANYA. "Innallah laa yudhii'u ajral muhsinin"
Masih ada sejuta peluang yang terhampar luas untuk membuktikan bahwa Kita BISA MELAKUKAN KARYA BESAR, dengan BELAJAR dari mereka yang sukses dengan KEBAHAGIAANYA, yakinlah… bahwa tak seluruhnya kehidupan ini KELAM, RODA kan selalu berputar, dan akan ada TERANG setelah KEGELAPAN menyelimuti.
Jadi… Kenapa Harus Gelisah??
Comments
Post a Comment