Renungan dari tsunami Jepang


Seri : Renungan


Gelombang laut di Natori, Jepang, mencapai ketinggian sampai 10 meter.

Berita terakhir yang dilansir BBC menyebutkan 300 orang meninggal karena tsunami yang menerjang wilayah pantai Jepang. Jumlah yang katanya kemungkinan bertambah karena banyak yang dilaporkan hilang. Semuanya akibat gempa 8,9 skala Richter yang berpusat 450 km timur laut Tokyo, ibu kota Jepang.

Sebagian gambar bagaimana dahsyatnya tsunami Jepang ini akibat gempa terbesar dalam 100 tahun ini bisa dilihat di BBC Online.

Foto dan video menunjukkan dahsyatnya alam. Dahsyat tanpa diduga. Tidak ada peringatan sebelumnya meski secara ilmiah disebutkan gempa tektonik, satu lempengan bumi, menghantam lempengan lainnya dalam pergerakan di bawah tanah, bahkan bawah laut.

Apa yang perlu dicatat dalam menyikapi gempa itu selain sumbangan dan doa? Semua orang yang tidak berada dekat pusat gempa akan merasakan kulitnya merinding melihat dan mendengarkan serta membaca bagaimana kekuatan tsunami seperti di Aceh 26 Desember 2004 berulang di sebuah negara maju. Bahkan peringatannya sampai ke seluruh negara Pasifik.

Gempa yang disusul tsunami sudah akrab terjadi belakangan ini sejak tahun 2004 yang saat itu menelan korban lebih dari 100.000 jiwa. Bayangkan oleh kita betapa sedihnya kehilangan sanak saudara yang tertimpa bencana alam yang terjadi tanpa izin, tanpa permisi dan tanpa pemberitahuan.

Semuanya menunjukkan satu hal sebenarnya: Allah Maha Kuasa. Alam ini bergerak dan berputar di bawah perintah-Nya. Allah berkehendak. Memang secara ilmiah dikatakan bahwa ada sabuk gempa di Pasifik ini, namun sering lupa kapan gempa akan datang, berapa kekuatannya dan apakah akan terjadi tsunami sesudahnya.

Di Indonesia baru saja menyaksikan bagaimana Kepulauan Mentawai dilanda gempa dan tsunami. Tidak lama, dalam hitungan bulan dan tahun sebuah tsunami dahsyat kembali muncul di Jepang.

Apapun yang kita fikirkan dengan gempa, tsunami dan para korban, sebenarnya kita semua berdiri di atas bumi yang didalamnya adalah bara api yang sangat panas.

Allah Maha Kuasa menggerakan bumi, menggeser bumi dan memindahkan lempengan di perut bumi.

Inilah renungan yang dalam dari sekedar melihat fenomena alam. Allah lah yang menjadi tujuan dari kehidupan semua ini dari sejak dulu sampai akhir zaman.

Ketika melihat dahsyatnya kerak bumi bergerak, maka kesadaran kita kembali kepada sesuatu Yang Maha Agung dimana kita juga akan kembali. Mereka yang telah meninggal akan menuju kepada-Nya.

Jadi bukanlah fenomena ini sekedar bagian dari obrolan tetapi sekaligus bagian dari penyadaran kita akan kehadiran-Nya, akan KekuasaanNya.

Kepada-Nyalah kita akan kembali.

sumber : http://www.asepsetiawan.com/archives/1866

--

Comments

Popular posts from this blog

Mengenai Masjid Al Mukarramah

Ucapan Lemah Lembut pada Orang Tua

Malu Pada Subuh Mereka