Apakah Ridha Sudah Tertanam dalam Qalbu kita?


Seri : Renungan      
 
Saudaraku, apakah kita sudah ridha dengan Allah, ataukah belum? Apa yang tersimpan dalam hati kita, ridha, ataukah keluh kesa, dan tidak terima dengan takdir Allah swt. ?

Sesunggunya keinginan untuk mencapai kehidupan yang mapan merupakan hal yang wajar, tapi mengeluh dan tidak terima atas takdir Allah swt. merupakan satu hal yang tidak dibenarkan dan dilarang. Karenahanya, Dia yang mengatur dan merencakan semua peristiwa yang terjadi di alam ini dengan kuasa-Nya. Dia yang berhak meminta pertanggungjawaban kepada kita, bukannya kita yang meminta pertanggungjawab dari-Nya. Allah swt. yang mencipatakan, bukan Dia yang dicipakan. Allah swt. yang berkuasa, dan tidak ada yang berkuasa selain Dia. Allah swt. tidak menciptakan apapun kecuali ciptaan-Nya itu mengandung kebaikan bagi orang-orang yang taat kepada-Nya dan mau bersyukur atas karunia-Nya.

Namun amat disayangkan, pada masa sekarang, perasaan sempit, pahit dalam menjalani kehidupan dan juga ketidak relaan telah menjangkiti hati banyak orang. Kita dapat melihat kenyataan itu dengan jelas saat kita memperhatikan pola hidup di tengah-engah masarakat. Berapa banyak orang yang tercatat sebagai pegawai, tapi ia tetap mengeluh dan tidak terima dengan pekerjaan yang dijalaninya. Kalau kita mengamati dengan jeli apa yang bergejolak di samping kita, pasti kita akan mendapati hampir 50 % suami tidak terima dengan istrinya, dan hampit 75 % istri tidak bisa menerima suaminya dengan ikhlas. Mungkin karena ketidaktahuanlah yang mengakibatkan mereka berbuat seperti itu; mereka tidak tahu bahwa jodoh adalah kehendak Allah swt.
 
Saat seseorang diuji dengan penyakit yang menimpa anaknya, ia tidak ridha dengannya, bahkan ia mengeluh atas takdir Allah swt..; Saat orang memiliki kendaraan mobil, ia masih tidak puas dan ingin memiliki yang lebih bagus. Saat orang memiiki rumah, ia  masih tetap tidak puas dan inngin menukarnya dengan yang lain. Setiap kali ia memasuki rumahnya sendiri, perasaan galau, resah, dan cemas selalu menyelimuti dirinya. Dia kesal pada dirinya sendiri karena tidak dapat memiliki sebagaimana yang dimiliki orang lain. Ia merasa risau dengan apa yang sudah dimilikinya, dan ingin segera memperbaikinya.

Kepada mereka, dan juga orang-orang yang mengeluh atas takdir Allah swt. orang-orang yang mengeluh atas rezeki, kekayaan, tempat tinggal, makanan, minuman, pakaian, istri, anak-anak, mobil dan lain sebagainya yang telah dianugerahkan Allah swt., renungkan hadits qudsi ini:

"Wahai hamba-Ku, Aku menciptakanmu agar kamu mau beribadah pada-Ku, maka jaganlah kamu bermain-main. Aku yang membagimu rezeki, maka janganlah kamu melelahkan dirimu. Jika kamu mendapat sedkit, janganlah kamu sesali, dan jika kamu mendapat banyak, janganlah kamu merasa bahagia. Jika kamu puas dengan rezeki yang Aku berikan padamu, itu artinya kamu telah melapangkan pikiran dan organ tubuhmu, dan jik kamu tidak puas dengan rezeki yang Aku berikan padamu, itu artinya kamu telah menyusahkan pikiran dan orang tubuhmu, dan menjadikan kedudukanmu di sisi Allah swt. sebagai orang yang tercela. Demi kemulian dan keagungan-Ku, sesungguhnya Aku telah menundukan dunia ini untukmu. Di atas permukaannya kamu menghentakkan kakimu laksana binatang buas,dan kamu tidak mendapatkan apapun kecuali apa yang telah ditetapkan Allah swt."

 



Comments

Popular posts from this blog

Mengenai Masjid Al Mukarramah

Ucapan Lemah Lembut pada Orang Tua

Malu Pada Subuh Mereka