"…Sertakan aku saat kalian 'berdamai', sebagaimana kalian menyertakan aku saat kalian 'berperang'…"

Kisah Sahabat
 
"…Sertakan aku saat kalian 'berdamai', sebagaimana kalian menyertakan aku saat kalian 'berperang'…"


Kalimat yang sangat unik ini keluar dari mulut Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, shahabat utama Rasulullah saw yang juga mertuanya dari perkawinannya dengan Aisyah ra.


Kisahnya sebagaimana diriwayatkan dari shahabat An-Nu'man bin Basyir radhiallahu'anhu, dia berkata,


"(Suatu hari) Abu Bakar minta izin hendak menemui Rasulullah saw di rumahnya, namun tiba-tiba di dengarnya Aisyah sedang berkata keras kepada beliau. Maka dia berkata, 'Wahai puteri fulan!! (Mengapa) engkau bersuara keras di hadapan Rasulullah saw?' Namun Rasulullah saw segera melerai antara Abu Bakar dan Aisyah. Kemudian Abu Bakar keluar. Setelah itu Rasulullah saw mengajak Aisyah berdamai seraya berkata, 'Kamu lihat kan, apa yang aku lakukan antara orang itu (bapakmu) denganmu?"


Kemudian, suatu saat Abu Bakar ra datang hendak betandang kembali, kali ini dia mendengar mereka berdua (Rasulullah saw dan Aisyah) saling tertawa, maka dia berkata,

أَشْرِكَانِي فِي سِلْمِكُمَا كَمَا أَشْرَكْتًُمَانِي فِي حَرْبِكُمَا

'…Sertakan aku (juga) saat kalian 'berdamai', sebagaimana kalian menyertakan aku saat kalian 'berperang'"

(HR. Ahmad, Al-Musnad Imam Ahmad, no. 17668, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 2901)

Cuplikan kisah yang mengandung pelajaran sangat berharga dalam kehidupan rumah tangga;

  • Rumah tangga harmonis, tidak berarti tidak ada masalah, tapi rumah tangga yang mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik.
  • Suami yang baik, adalah suami yang melindungi dan membela isterinya, bahkan di saat sedang terjadi 'peperangan' di antara keduanya. Justeru hal tersebut dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa cinta dan saling membutuhkan serta mengikis sifat egois masing-masing pasangan. Bisa dibayangkan jika pada peristiwa tersebut Rasulullah j berpihak kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu dengan ikut mengecam Aisyah radhiallahuanha, betapa kejiwaannya akan runtuh serasa tak berharga.
  • Bercanda dan bercengkrama dengan isteri di dalam rumah adalah perkara yang penting untuk selalu dihadirkan, agar komunikasi menjadi cair, suasana rumah tangga pun menjadi segar, sumringah dan…. romantis. Ada riwayat yang mengatakan bahwa bercanda dengan isteri tidak dikatagorikan lahwun (perkara sia-sia).
  • Pengaruh orang tua cukup besar dalam membuat rumah tangga anaknya semakin kokoh atau semakin rapuh. Posisi orang tua yang tepat adalah mengarahkan dari kejauhan, hendaknya tidak harus selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya, kecuali kalau memang mendesak. Itupun harus adil dan bijak serta penuh kasih sayang. Tidak harus selalu membela atau membenarkan anaknya di hadapan pasangannya.

Wallahua'lam.

* Dikutip dari buku 'Kisah Para Isteri dan Puteri Nabi, Meneropong Kehidupan Rumah Tangga Rasulullah saw dan Kedudukan Ahlul Bait'. Penyusun: Abdullah H.

Riyadh, Jumadal Ula 1431H.

--

Comments

Popular posts from this blog

Mengenai Masjid Al Mukarramah

Ucapan Lemah Lembut pada Orang Tua

Malu Pada Subuh Mereka