Belajar Kepada Abu Bakar
By Republika Newsroom
Suatu ketika sahabat Umar ibnu Khattab ra. Diperintahkan Rasulullah untuk bersedekah, dan beliau saat itu sedang memiliki harta. Ternyata sudah sejak lama Umar memendam tekad untuk mampu bersedekah dengan jumlah yang mengungguli sedekah yang dilakukan Abu Bakar. Maka dengan penuh semangat Umar membawa separuh hartanya untuk ia sedekahkan.
Ketika sampai di hadapan Rasulullah dengan separoh hartanya, Rasulullah bertanya kepadanya, "Wahai Umar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Umar menjawab dengan penuh keyakinan, "Separuh hartaku kutinggalkan untuk mereka?"
Selang beberapa waktu, datanglah Abu Bakar dengan sedekahnya. Rasulullah pun memberikan pertanyaan yang sama dengan apa yang baru saja beliau sampaikan kepada Umar. Abu Bakar lalu menjawab, "Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulNya. Mendengar jawaban Abu Bakar, Umar kemudian berkata, "Demi Allah aku tidak bisa mengunggulinya dengan apapun selamanya."
Begitulah para sahabat, mereka berlomba-lomba untuk beramal. Seperti yang disebutkan di atas, mereka berlomba-lomba dalam bersedekah. Mereka tidak berhitung berapa yang harus mereka keluarkan, karena yakin akan apa yang mereka dapatkan sebagai balasan. Allah Yang Maha Melipatgandakan akan melipatgandakan semua yang telah dikeluarkan. Harta bagi mereka, hanya sebagai titipan dari Allah.
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti butir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. Begitu janji Allah melalui surat al-Baqarah ayat 261. Dalam kaidah bahasa Arab sendiri, penggunanan bilangan tujuh, seratus, sesungguhnya untuk menggambarkan sesuatu yang sangat banyak. Bukankah hanya Allah yang paling menepati janji?
Kelak di akhirat, Allah akan bertanya kepada penghuni neraka (saqar). "Apa yang membuat kalian masuk ke dalam neraka (saqar) ini? Penghuni saqar pun menjawab: "kami tidak membelanjakan apa yang pernah Engkau titipkan (harta) kepada kami dijalan-Mu".
"Wahai Tuhan kami, jangan Kau hukum kami karena kelalaian kami ... Karena itu jauhkan kami dari segala sesuatu yang membuat kami lalai." ddii/taq
Selang beberapa waktu, datanglah Abu Bakar dengan sedekahnya. Rasulullah pun memberikan pertanyaan yang sama dengan apa yang baru saja beliau sampaikan kepada Umar. Abu Bakar lalu menjawab, "Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulNya. Mendengar jawaban Abu Bakar, Umar kemudian berkata, "Demi Allah aku tidak bisa mengunggulinya dengan apapun selamanya."
Begitulah para sahabat, mereka berlomba-lomba untuk beramal. Seperti yang disebutkan di atas, mereka berlomba-lomba dalam bersedekah. Mereka tidak berhitung berapa yang harus mereka keluarkan, karena yakin akan apa yang mereka dapatkan sebagai balasan. Allah Yang Maha Melipatgandakan akan melipatgandakan semua yang telah dikeluarkan. Harta bagi mereka, hanya sebagai titipan dari Allah.
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti butir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. Begitu janji Allah melalui surat al-Baqarah ayat 261. Dalam kaidah bahasa Arab sendiri, penggunanan bilangan tujuh, seratus, sesungguhnya untuk menggambarkan sesuatu yang sangat banyak. Bukankah hanya Allah yang paling menepati janji?
Kelak di akhirat, Allah akan bertanya kepada penghuni neraka (saqar). "Apa yang membuat kalian masuk ke dalam neraka (saqar) ini? Penghuni saqar pun menjawab: "kami tidak membelanjakan apa yang pernah Engkau titipkan (harta) kepada kami dijalan-Mu".
"Wahai Tuhan kami, jangan Kau hukum kami karena kelalaian kami ... Karena itu jauhkan kami dari segala sesuatu yang membuat kami lalai." ddii/taq
Sumber : republika.co.id
Comments
Post a Comment