Posts

DOA MENGATASI HUTANG

DOA MENGATASI HUTANG   ا للَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ   "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia."     KISAH DISEBALIK DOA INI   Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu 'anhu bertutur: "Pada suatu hari Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu 'anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya: "Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?" Ia menjawab: "Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah." Beliau bertanya: "Maukah aku aja...

Menikah Karena Buah Apel

Penyejuk Iman Seri : Kisah Teladan Seorang lelaki yang sholeh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lazat itu, akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahawa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya. Maka ia segera pergi kedalam kebun buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya agar meninta dihalalkan buah yang telah dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata, "Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan menjaga dan mengurus kebunnya". Dengan nada menyesa...

Fw: Cintailah Masjid & Qur'an, Semua Persoalan di Sana Jawabannya

Image
Seri : Tokoh SUBANG ( voa-islam.com ) – Musisi dan penyanyi Iwan Fals mengajak penggemarnya yang tergabung di Orang Indonesia (OI) untuk mencintai masjid dan Al-Qur'an. Di masjid bisa mengadu kepada Allah, di dalam Al-Qur'an ada jawaban atas semua persoalan hidup. "Masjid adalah tempat kita mengadu kepada Allah," kata Iwan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Sukamelang Subang Jawa Barat, Ahad petang (3/4/2011), dalam rangkaian tur ke 99 pesantren bersama kelompok Ki Kanjeng Ganjur pimpinan Al-Zastrow. Suatu ketika, para pentolan OI bercerita kepadanya bahwa selama ini banyak orang bertanya tentang apa saja kepadanya, bisa dijawab dan mendapatkan solusi terbaik. "Nah, giliran dia punya masalah bingung harus bertanya pada siapa," ujar Iwan. Maka, ketika persoalan tersebut disampaikan kepada Iwan, dengan spontan dia menjawabnya, "Datanglah ke masjid. Sebab, di sana kita bisa mengadu kepada Allah." ….Datanglah ke mas...

Rumahku, Surgaku..

Image
Seri : Keluarga SAMARA Rumah adalah tempat berteduh bagi setiap individu dalam keluarga dari kesibukan di luar. Di dalamnya menjanjikan sejuta kedalaian dan kasih sayang yang harmonis. Islam sebagai din yang sempurna mengatur bagaimana mewujudkan kebahagiaan ini, menciptakan rumah sebagaimana slogan " Baiti Jannati" (Rumahku, Surgaku). Rumah yang didalamnya ditemukan kedamaian, kasih sayang dan rahmat dari Illahi, laksana sebuah surga di dunia. Ada 10 hal penting yang harus dihadikan panduan dalam menata rumah islami, sebagai berikut. 1. Kebersihan dan Kesucian Menjaga kebersihan dan kesucian bagi seorang muslim mempunyai nilai tambah, yaitu sebagai hukum syar'i. Karena itu hendaklah seorang muslim harus selalu berada dalam keadaan bersih dan suci, badan, pakaian maupun tempat tinggalnya, yang juga merupakan syarat makbulnya ibadah, khususnya shalat. Misalnya ketika seorang muslim membersihkan najis, maka ia bukan saja membersihkan k...

TAMU

Seri : Motivasi Seorang kakek sedang asyik menyisiri rambutnya di hadapan cemin ketika cucunya tiba-tiba di belakangnya. "Kakek lagi ngapain," tanya sang cucu yang disambut sang kakek dengan senyum. "Mau ada tamu, ya!" ucap sang cucu lagi walau pertanyaan pertama belum dijawab kakek. Sang kakek pun membalikkan badannya ke arah cucu balitanya. "Kamu benar, Cu! Tak lama lagi, kakek akan kedatangan tamu," jawab sang kakek sambil membungkukkan badannya. Tak lama kemudian, sang kakek pun menggelar sajadah untuk kemudian shalat. Mendapati tingkah kakeknya, sang cucu hanya terheran-heran. "Mau ada tamu, kok, malah shalat," ujar sang cucu membatin. Lama sekali sang kakek terpekur dalam zikir panjang di shalat sunnahnya di pagi hari. Setelah salam, sang kakek pun meraih pundak cucunya untuk mengajaknya zikir bersama. Tingkah itu kian membuat sang cucu terheran. "Kata kakek mau ada tamu, kok, malah shalat sama zikir?" ucap sang cuc...

Dijamin Ampunan, Kenapa Nabi Muhammad Masih Beristighfar?

Seri : Wawasan Islam Oleh: Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya. Terdapat beberapa kabar dari hadits shahih bahwa Nabi shallallau 'alaihi wa sallam banyak beristighfar (meminta ampun) dalam sehari semalam. Di antaranya bersumber dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu , Rasulullah shallallau 'alaihi wa sallam bersabda: وَاللهِ إِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً " Demi Allah! Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali. " (HR. al-Bukhari) Dalam hadits lain, beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ " Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam sehari. " (Musl...

Memaafkan ciri Keindahan Jiwa

Image
Seri : Hikmah Dakwatuna.com – Malam itu kami berpisah. Aku tenggelam dalam pelukan sahabatku, yang memang bertubuh besar. Hangat menjalar di seluruh tubuh ini, menerima pelukan empati darinya. Tanda dia berduka juga atas kesedihan yang sedang aku alami. 'Ishbir ya Ukhti" bisiknya….entah apa yang bergejolak dalam dada ini mendengar bisikannya yang lembut. Aku hanya diam. Gamang. Seperti biasa sore itu kami bertemu untuk pertemuan pekanan. Pekanan yang selalu kami tunggu. Sebuah komunitas kecil terdiri dari ibu-ibu produktif yang cerdas dan dinamis. Setiap pekan kami merasakan "energi" yang besar sekembali dari pertemuan. Rasanya tidak ingin melewatkan satu pekan pun untuk tidak menghadirinya. Tapi ada yang berbeda pada pekan ini. Aku dihadapkan pada kenyataan, salah satu anggota mengundurkan diri dari komunitas kami. Mungkin bagi sebagian orang, ini hal yang biasa saja. Ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi tidak menurutku. Aku sangat menyayangkan ...